Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi
oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor
lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari,
lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian
makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang,
sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan
anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan
pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan
anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah
diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua,
hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas
kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 %
adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai
hijau tua.
2.7 Sistem Pencernaan Bayi
Selama periode intrauterine janin
“di beri makan” melalui
sirkulasi plasenta memindahkan semua nutrient dari darah ibu langsung masuk ke sirkulasi janin, berupa
bahan makanan yang siap untuk langsung digunakan. Sehingga janin tidak perlu
mencerna dan mengabsorbsi, begitu pula dengan sistem pembuangan belum diperlukan kerena
bahan sisa yang terbentuk, semua akan kembali ke dalam sirkulasi darah
ibu.
Menjelang bayi dilahirkan, fungsi-fungsi saluran cerna
dan ginjal berkembang sangat cepat. Pada akhir
masa kehamilan janin menunjukan gerakan-gerekan menelan dan
meminum cairan amonion begitu pula
untuk kemampuan memproduksi dan mengkekskresi urine, walaupun ginjal janin
masih berkembang dan belum memainkan peran vital.
Setelah bayi lahir, bayi harus memasukan makanan dari
mulut, mencerna dan mengabsorbasinya, memfungsikan
ginjal untuk mengeluarkan limbah metabolic, mempertahankan air dan hemeostatis
elektrolit. Namun karena alat pencernaan dan sistem ekskresi belum berkembang sempurna,
sehingga batas toleransi terhadap air, mineral keseluruhan dan spesifik sangat
sempit dibandingkan dengan bayi yang berusia lebih tua, karena pada saat lahir
sampai dengan beberapa bulan ginjal belum mampu mengkonsentersikan urine untuk
mengeluarkan mineral yang memadai.
Pada saat bayi yang normal sanggup menghisap ASI.
Bayi dapat menempatkan ASI di mulut bagian belakang dan kemudian menelannya.
Fungsi menghisap dan menelan merupakan kemampuan yang vital bagi neonatus dan
bayi selama bulan – bulan pertama kehidupannya. Jika makanan padat atau semi
padat dimasukan kedalam mulut bayi biasanya secara sepontan akan ditolak.
Sampai usia 4 -6 bulan gerakan lidah yang mendorong atau efleks menjulurkan
lidah telah hilang dan bayi sudah dapat mengatur makanan semi padat.
Selanjutnya usia 7 -9 bulan, gerakan gigitan yang ritmis mulai terlihat dan
pada sat bersamaan dengan pertubuhan gigi pertama shehingga perkemangan
kemampuan mengunyah dimualai.
Jadi, usia 4 -6 bulan pertama dalam kehidupan bayi
normal merupakan tingkat perkembangan fungsional yang memberikan kesempatan
pada bayi untuk dapat menerima diet yang esensial yang berbentuk cair, yang
merupakan priode transisi dari diet janin dalam kandungan menuju makanan
dewasa.
Pencernaan Hidrat Arang. Proses pencernaan makanan
dimulai dari mulut ; selama mengunyah makanan bercampur dengan saliva yang
memberikan kesempatan Amilase untuk mencerna pati. Meskipun amilase ditemukan
pada saliva bayi. Tetapi tidak ada proses pencernaan hidrat arang dalam mulut
atau esophagus selama bulan –bulan kehidupan.
Diperkirakan bayi yang lahir cukup bulan mempuyai
aktivitas amilase 10% amilase orang dewasa, dan agaknya ini adalah aktivitas
utama glukoamilase. Informasi sampai saat ini mengatakan bahwa amilase dari
pangkereas tidak disekresi selama 3 bulan pertama usia bayi ; juga ditemukan
hanya dalam kadar sangat rendah atau tidak ada sama sekali, sampai bayi berusia
enam bulan. Namun
terdap bukti bahwa bayi dapat mencerna pati sebelum usia 3 bulan, ini mungkin
disebabkan oleh glukomilase, yang pada saat itu tidak aktif, namu dapat
diaktifasikan oleh keberadaan dan sifat bahan makanan atau cairan enzim yang
bekerja padanya. Walaupun belum terdapat bukti pencernaan pati dimungkinkan
oleh amilase dari pancreas dari diproduksi karena adanya pati dalam usus halus.
Bayi muda membutuhkan suatu proses adaptasi untuk
dapat mencerna pati, dan ini dapat berlangsung beberapa hari atau beberapa
minggu dan proses tersebut mungin dapat menjelaskan mengapa terjadi gangguan
pencernaan yang sering timbul terutama diare yang sering diderita oleh bayi
muda yang diberi makan
yang mengandung pati.
Diid pati dalam proporsi besar menyebabkan adanya
pati yang tidak dapat dicerna, yang dapat mengakibatkan gangguan nutrien-nutrien lainya dan
kemudian bayi mengalami gangguan
pertumbuhan. Pada
saat bayi lahir aktivitas disakaridase telah berkembang penuh. Ada 2
disakaridase, yaitu Delta Glukosidase yang menghidrolisis sukrosa dan maltosa
dan Beta Glukosidase yang menghidrolisis laktosa yang pada saat lahir mempunyai
kadar aktvitas yang sama dengan kadar pada bayi yang berusia lebih tua. Dengan
demikian, pada usia itu tidak ada masalah bagi bayi dalam pencernaan dan
pemanfaatan gula yang terkandung dalam susu.
Protein.
Sekresi asam hidroklorat dan pepsin lambung berkembang baik pada neonatus cukup
bulan, tetapi konsenterasi masih rendah dan akan cepat meningkat pada bulan -
bulan pertama kehidupannya. Pencernaan
utama protein adalah berlangsung di usus halus, tetapi karena bayi muda
mempunyai beberapa kesulitan dalam mencerna protein, seperti kasien, aktivitas
lambung bisa menjadi sangat penting sebagai sarana untuk memulai pencernaan
karena kapasitas bayi untuk mencerna protein, sebenarnya telah berkembang
sempurna sejak lahir. Sekalipun demikian masukan protein tinggi harus dihindari
terutama bayi premature dan yang masih sangat muda, karena beban ginjal
terhadap kepekatan cairan (Renal Solute Lood) yang sangat berlebihan akan
menyebabkan gangguan keseimbangan asam – basa dan menyebabkan Asidoses
Metabolic.
Lemak. Selama priode intrauterine, glukosa merupakan
sumber utama untuk perkembanggan janin. Tetapi setelah lahir lemak menjadi
sumber energy utama yang sangat penting, dekitar 40 – 50 % energy yang
terkandung dalam ASI terbentuk sebagai lemak. Pada bayi baru lahir
yang cukup bulan fungsi pangkreas dan fungsi hati belum berkembang dengan
sempurna. Oleh kerena itu konsenterasi lipase pancreas dan garam empedu masih
sangat rendah. Namun bayi muda sanggup mengasorbsi lemak cukup adekwat,
terutama dari ASI. Pencernaan dan penyerapan lemak pada bayi muda ini dipacu
oleh adanya aktivitas lipase lingual dan aktivitas lipase yang terdapat dalam
ASI.
Lipase lingual disekresi oleh papil-papil pada bagian
posterior lidah yang mulai bekerja jika sudah dilambung dan produk lipopisisnya
(asam lemak dan monogliserida) akan berperan dalam emulsifikasi campuran lemak
tersebut sehingga bayi dapat mengimbangi keadaan garam empedu yang tersedian
masih rendah. Lipopisis praduodenal pada bayi muda akan dilengkapi oleh lipase
yang terdapat dalam ASI. Lipase
dalam ASI juga mempunyai aktivitas esterase, hal ini sangat vital untuk
memanfaatkan viatamin A yang berupa ester-ester
retinol, yang terdapat dalam ASI.
Jadi meskipun fungsi hati dan pankreas belum matang, bayi muda telah dilengkapi dengan kemampuan untuk dapat memanfaatkan, baik lemak dalam ASI, maupun komponen-komponen ASI yang larut dalam lemak, tetapi pemanfaatan lemak akan kurang efisien jika susu sapi dan lemak lainnya yang diperkenalkan pada diet bayi muda.
Jadi meskipun fungsi hati dan pankreas belum matang, bayi muda telah dilengkapi dengan kemampuan untuk dapat memanfaatkan, baik lemak dalam ASI, maupun komponen-komponen ASI yang larut dalam lemak, tetapi pemanfaatan lemak akan kurang efisien jika susu sapi dan lemak lainnya yang diperkenalkan pada diet bayi muda.
Vitamin
dan Mineral. Dalam kehidupan awal bayi tampaknya tidak ada masalah yang besar
dalam pemanfaatan vitamin dan mineral. Absorbsi vitamin yang larut dalam lemak
berhubungan erat dengan absorbsi lemak.
Zat besi absorbsinya jauh lebih tinngi pada bayi dari pada anak dan orang dewasa. Ini berhubungan erat dengan kebutuhan mineral yang lebih banyak pada awal kehidupan. Nilai biologis zat besi pada ASI jauh lebih dari pada susu sapi atau zat besi yang ditambahkan dalam makanan. Nilai biologis zat besi dalam ASI akan menurun dengan drastis apabila makanan pelengkap yang padat dan yang berasal dari sayur – sayuran diberikan pada bayi yang mendapat ASI.
Zat besi absorbsinya jauh lebih tinngi pada bayi dari pada anak dan orang dewasa. Ini berhubungan erat dengan kebutuhan mineral yang lebih banyak pada awal kehidupan. Nilai biologis zat besi pada ASI jauh lebih dari pada susu sapi atau zat besi yang ditambahkan dalam makanan. Nilai biologis zat besi dalam ASI akan menurun dengan drastis apabila makanan pelengkap yang padat dan yang berasal dari sayur – sayuran diberikan pada bayi yang mendapat ASI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar