Faktor-faktornya dipengaruhi oleh:
- Umur
- Berat badan
- Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan)
- Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan
- Kebiasaan makan, kesukaan, dan ketidaksukaan, akseptabilitas terhadap jenis makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang dilberikan
- Jenis dan jumlah makanan yang diberikan
- Kapan saan yang tepat pemberian makanan
Faktor makanan balita juga disebabkan oleh gangguan atau kelainan nafsu makan:
1. Anoreksian
Anoreksian
adalah keadaan nafsu makan atau sama sekali tidak ada. Merupakan
keluhan yang sering dikemukakanoleh banyak orang tua mengenai anaknya.
Anoreksia
disebabkan oleh berbagai factor, berupa penyakit organis, psikologis
atau pengaturan makanan yang kurang baik. Keluhan anoreksia tanpa
penyakit organis yang nyata lebih sering ditemukan pada tunggal, anak
yang umurnya banyak berbeda dengan kakaknya dan pada anak yang orang
tuanya telah berusia lanjut. Anoreksia yang menyertai penyakit organis
akan menghilangkan bila anak telah sembuh dari penyakit primernya.
Berbagai
penyakit infeksi baik yang mendadak maupun yang menahun, kelainan
bawaan misalnya pada jantung dan saluran pencernaan serta mungkin pula
karena defisiensi gizi sendiri, misalnya defisiensi besi sering kali
menjadi penyebab anoreksia pada anak. Gangguan psikologis terdapat anak
keluarga yang sedang mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan
yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama dengan orang tua,
dipaksa makan-makanan yang tidak disukai. Anoreksia perlu segera
mendapat perhatian karena mungkin merupakan segala sesuatu penyakit yang
harus segera diobati. Anoreksi mungkin hanya bersifat sementara,
sebagai variasi normal dalam nafsu makan sehari-hari. Anoreksia munkin
bersifat sesungguhnya, yaitu bila anak sebenarnya masih menyukai jenis
makanan yang lain. Kadang-kadang terdapat anak yang hanya menyukai jenis
makanan tertentu dan tudak bernafsu untuk mencoba makanan baru,
lebih-lebih pola makanan yang baru tersebut berbeda banyak dalam hal
warna, bentuk, konsistensi dibandingkan dengan makanan yang disukainya.
Pengobatan terhadap anoreksia terdiri dari:
- Memperbaiki faktor pnyebabnya, baik karena gangguan organis maupun psikolosis.
- Memperbaiki defisiensi gizi yang telah terjadi dengan pengaturan makanan yang sesuai dan pemberian preparat vitamin.
- Obat-obat perangsang nafsu makan misalnya Cyproheptadine, Pizotifen dan sebagainya hanya diberikan bila perlu dan jelas tidak ditemukan penyebab yang nyata dari anoreksia tersebut.
2. Pika
Pika
ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan
terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong maka,
misalnya tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran
hewan, cat keing, dingding tembok dan sebagainya. Terdapat golongan anak
dibawah umur 3 tahun, biasanya diatas 1 tahun, sebab bayi yang sedang
belajar merangkak dan anak sapihan wajar bila suak memasukan benda-benda
yang dipegangnya kedalam mulutnya.
Keadaan
tersebut merupakan gejqala normal, sebagai suatu tahap perkembangan
oral dalam usaha memperoleh pengalaman keputusan dan mengadakan
eksporasi dunia luar dengan jalan menggunakan mulutnya. Pada penderita
pika, tingkah laku demikian sering disertai kesukaan untuk bermain
dengan benda-beda kotor termasuk eksterna. Pika mungkin terdapat
penderita yang menderita defisiensi gizi, mungkin pula pada penderita
retardasi mental. Tetapi pika terdiri pengawasan yang ketat agar
penderita tidak memakan benda-benda yang mungkin berbahaya untuk
kesehatannay, misalnya mengakibatkan keracunan dan infeksi. Selain itu
kepada penderita diberikan obyek yang tidak berbahaya, yang dapat
digunakan untuk menggigit, mengunyah dan dipermainkan dengan mulutnya.
Bila terdapat defisiensi izi, hendaknya diberikan terapi yang sesuai.
3. Diare
Diare
dapat disebabkan oleh berbagai sebab, baik kelainan usus maupun diluar
usus, tetapi mungkin pula karena makanan yang kurang cocok komposisinya.
Diare juga lebih sering ditemukan pada bayi dan balita yang minum susu
botol karena kontaminasi.
4.Kolik
Kolik
ialah suatu kumpulan gejala, terutama berupa serangan paroksiamal dari
perasaan nyeri perut yang dapat disertai dengan wajah kemerahan atau
kebiruan. Kelaiana ini dapat terjadi pada masa bayai muda, biasanya
dibawah 3 bulan. Penyebabnya mungkin terlalu banyak mengandung
karbohidrat, gangguan emosi an lain-lain.
Dengn
memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas,
umumnya tidak akan terjadi banyak kekeliruan dalam mengatur makanan
untuk seorang bayi maupun anak balita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar